Yang membangunkan aku
dari bibir peristiwa –
awan mendung, segala kejadian
manusia dalam kesibukannya
bangunan batu yang kian menyepi.
Dari belakang jendela
aku hanyalah seorang pemerhati
yang gementar untuk keluar
dari kepompong zaman
dari tempurung pemikiran.
Selama diri membenci perubahan
selagi itu, semakin terpencil
jiwa ditinggalkan oleh kejujuran.
Lalu ketika tingkap itu kubuka,
angin baru menerpa
bagai menggapai kesaksian
langit membiru
yang sering tersenyum.
Rifhan Rasuli, Mei 2009
Dublin
p/s: Sounds like Wind of Change… bleh, not a big deal, my favourite song anyway.
Advertisements